Belajar dari Kisah Seekor Monyet Sebuah riset yang dilakukan oleh para profesor di USA dengan objeknya adalah monyet. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pola pikir para monyet.
Dalam riset tersebut dimulai dengan memasukkan dua ekor monyet yang dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersama-sama yang di dalamnya diletakkan sebuah tiang tinggi dengan pisang-pisang di atasnya.
setelah monyet tersebut dimasukkan dalam ruangan, mereka coba diuji dengan lingkungan baru yang lebih menantang, di mana tiang tersebut terbilang lumayan licin. Untuk mempermudah kita, sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B.
******* ************* ************
Mula-mulanya monyet A dan B tidak terpengaruh dengan pisang di atas tiang yang disediakan untuk memancing mereka, tetapi mereka membiasakan diri dengan mengamati lingkungan baru mereka. Setelah lama mengamati dan mengenali lingkungan, mereka pun tertarik juga dengan pisang yang disediakan sebagai umpan tadi.
Pergerakan mereka diawali oleh monyet A dengan bergegas mendaki tiang. Dengan gesit monyet A sampai ke tengah tiang, akan tetapi saat itu juga sang profesor menyemprotkan air ke monyet A, hingga si monyet A terjatuh ke bawah. Sang monyet A kembali mencoba, tetapi kembali terjatuh akibat siraman air dari profesor, kejadian tersebut terjadi hingga berulang-ulang dan akhirnya monyet A memutuskan untuk menyerah.
Kini giliran monyet B mencoba. Dengan sigap monyet B memanjat pada tiang, akan tetapi, sang profesor kembali menyemprotkan air kepada monyet B, hingga terjatuh ke tanah. Kejadian yang dialami monyet A dialami juga oleh monyet B, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyerah.
+++++++++++++++++ pamotzone+++++++++++
Mengetahui kejadian tersebut para profesor menguji dengan memasukkan satu monyet lagi yang kita sebut sebagai monyet C. Akan tetapi, ada yang berbeda pada riset kali ini di mana para profesor tidak lagi akan menyemprot air kembali kepada para monyet yang memanjat. Setelah monyet C dimasukkan, monyet C pun langsung bergegas mendekati tiang, akan tetapi segera tangan monyet C ditarik oleh monyet A dan B. Monyet A dan B, berusaha dengan keras untuk mencegah monyet C agar tidak mengalami kejadian yang pahit seperti yang mereka alami tadi. Setelah dibujuk akhirnya monyet C memutuskan untuk mengikuti saran dari mereka, hingga memutuskan untuk tidak mencobanya, meskipun hati nuraninya menginginkan pisang diatas tiang karena lapar.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para profesor adalah mengeluarkan monyet A dan B, selanjutnya memasukkan 2 ekor monyet barul agi yang kita sebut sebagai monyet D dan E. Setelah dimasukkan sama dengan monyet-monyet biasanya, yaitu langsung tertarik dengan pisang diatas tiang. Monyet D dan E pun tertarik dan segera melakukan pemanjatan untuk menggapai pisang-pisang tersebut. akan tetapi, ketika mereka hendak melakukan hasratnya dengan monyet C mencegah mereka dengan memberikan himbauan dari yang ia dapatkan dari monyet A dan B yang telah terlebih dahulu mencoba.
ketika mendengar cerita tersebut si Monyet D merasakan getaran ketakutan dalam dirinya, hungga ia memutuskan untuk mengurungkan niatnya untuk memanjat tiang tersebut.
Tampak yang dialami oleh monyet D tidak serupa dengan monyet E, yang tidak bergetar nyalinya justru ia ingin mencoba. ia beranggapan sebagai tantangan hidupnya. Karena pada dasarnya monyet E terbilang nakal dan bandel. Keputusan yang dibuat oleh monyet E, tidaklah sia-sia, setelah ia menyatakan dirinya akan mencobanya, segera ia lakukan pemanjatan.
Hal ini disebabkan ia berkeyakinan bahwa dirinya mampu menghindar dari bahaya dan mampu menaklukkan tantangan tersebut. Dengan segera ia memanjat, dan dengan cepat ia menggapai pisang-pisang tersebut dan kemudian memakannya. Kedua temannya hanya bisa terheran-heran dibuatnya, karena ternyata ia tidak mengalami kejadian yang dialami oleh monyet A dan B (Kisah 5 Ekor Monyet)
----------------------------pelajaran nya---------------------------------
Kejadian yang dilakukan para monyet-monyet dalam riset tersebut juga terjadi di dalam kehidupan manusia. Pisang diibaratkan sebagai Impian Manusia. Hanya sedikit yang dapat mewujudkannya. Mereka orang-orang yang gagal yang akan menyerah pada kegagalan-kegagalan dalam usaha yang mereka alami untuk mewujudkan impian mereka, hingga membuat mereka menjadi orang yang gagal dalam hidupnya. Ada juga orang-orang yang tidak berani mencoba disebabkan mereka tidak berani melawan ketakutan-ketakutan dalam dirinya yang disebabkan oleh berbagai alasan.
Dari perkataan orang lain, kejadian yang ia saksikan dan lain sebagainya sehingga mereka memutuskan untuk berdiam diri dengan memutuskan dirinya menjadi Pecundang saja tanpa pernah mencoba megusahakannya, kerena mindsetnya telah teracuni oleh paradigma Gagal.
Sedangkan berbeda lagi dengan orang-orang yang sukses, mereka mampu bertahan di kala orang-orang gagal menyerah, mereka mampu bertahan dan terus berjuang untuk mewujudkan impiannya dengan mengabaikan perkataan-perkataan dari orang lain yang berniat untuk menjatuhkannya.
Mereka tidak takut akan kegagalan, karena bagi mereka kegagalan adalah fase pembelajaran dalam usahanya, serta mereka tidak gentar terhadap rintangan dan tantangan yang menghadang, karena bagi mereka semua itu adalah liku-liku perjuangan yang hams mereka lampaui untuk menggapai kesuksesan
Salam
Gio Pamot